rodabalap.com – Bahan bakar dan udara wajib diolah jadi energi, asal utuh terbakarnya untuk menciptakan kompresi. Jatuh-jatuh rpm usai pindah gigi lebih nendang, optimal dengan tinggi port-exhaust 30 mm saat diukur dari bibir silinder. Menentukan tinggi port-exhaust tergantung dari kebutuhan tunggangannya.
Tentu saja dalam proses pengerjaannnya sudah berulang-ulang alias bisa karena terbiasa mengorek mesin2-tak. Paham kombinasi porting masuk-buang dan bentuk kepala silinder bersama komponen penunjangnya. Kalau soal ini jam terbanglah yang akan berbicara. Macam cerita dua Kawasaki Ninja Frame Standart yang berhasil podium pertama (Semarang-Kajen) lewat Dwi Prasetyo joki senior asal Semarang.
Hanya saja yang jadi jadi pembeda adalah catatan waktu dan lintasan balapnya. Di sirkuit PRPP Tawangmas semarang torehkan waktu 07.610 detik sedangkan di sirkuit alun-alun Kajen Kabupaten Pekalongan 07.185 detik. Ditelusuri lebih dalam lagi, kedua motor tersebut memilik rasio yang sama yakni gigi 1 (16/29), Gigi 2 (19/27), porsneling 3 (depan standart sedangkan belakang 25), untuk rasio 4, 5 dan 6 standart.
But The Way kok kedua motor ini rasio gigi 5 dan 6 standart, kenapa ya ?. Sudahlah, yang penting hasilnya. Lagian kelas Sport 2 Tak 150cc Frame Standart ini bobotnya lebih berat. Dimulai dari tangki bahan bakar standar, kerangka harus sesuai dengan aslinya bahkan sub frame atau rangka dudukan jok juga standart. Yang jelas semakin banyak dikorek justru makin susah dibawa. Begitupun sebaliknya. SenandunG