RODABALAP.COM ; Deru mesin dan sorak penonton memuncak di Sirkuit Boyolali, Jawa Tengah, saat Grand Final Tolak Miskin Road Race Championship 2025 resmi dituntaskan. Event pamungkas musim ini sukses besar dengan mencatat 267 starter, menegaskan Boyolali sebagai salah satu pusat denyut nadi balap motor nasional.
Di tengah ketatnya persaingan para pembalap senior, sorotan justru mengarah ke lintasan MiniGP. Para pembalap cilik tampil tanpa rasa takut, memacu pocket bike 50 cc dengan keberanian yang mengejutkan. Meski usia mereka masih belia, determinasi, teknik, dan mental bertanding yang ditunjukkan seolah menggambarkan masa depan balap Indonesia.
Baca Juga : Satria Arfanur: Perjalanan Pembalap Cilik Menuju Puncak di JMR 2025
Nama Satria Arfanur menjadi magnet utama di kelas Pocket Bike usia 8–11 tahun. Membela TSJ Medco Group Sabiya Motor 123 Academy, Arfan tampil dominan sejak lampu start padam. Racing line rapi, keberanian saat duel, serta konsistensi menjaga kecepatan membuatnya melesat meninggalkan rival.
Puncaknya, Satria Arfanur menyentuh garis finis di posisi pertama dengan torehan best time 1 menit 12,100 detik, sebuah catatan impresif yang mengunci gelar juara sekaligus mengundang decak kagum penonton.
Kemenangan ini bukan sekadar podium, melainkan sinyal kuat lahirnya talenta masa depan. Di usia yang masih sangat muda, Arfan telah menunjukkan paket lengkap sebagai pembalap: cepat, berani, dan cerdas membaca balapan. Tak heran jika banyak mata mulai menaruh harapan besar padanya.
Baca Juga : Aksi Hebat Arfan Spiderkid! Juara di Dua Kelas Sekaligus di Boyolali
Sang ayah, Muhammad Adhie, menyampaikan rasa bangga sekaligus visi jangka panjang untuk karier putranya.“Tahun 2026 yang akan datang, Arfan naik level. Rencananya akan saya ikutkan Kejurnas Motorprix kelas Ohvale,” ungkapnya penuh optimisme.
Ajang Tolak Miskin Road Race Championship 2025 kembali membuktikan perannya sebagai kawah candradimuka pembalap muda. Dari lintasan Boyolali, kisah Satria Arfanur menjadi pengingat bahwa masa depan balap Indonesia sedang tumbuh—kecil di usia, besar dalam prestasi.
Dan jika konsistensi serta pembinaan terus terjaga, bukan tak mungkin nama Satria Arfanur kelak akan menggema lebih jauh, tak hanya di level nasional, namun juga internasional. Amin.










